Cambridge Analytica, perusahaan data yang diperangi yang bekerja pada kampanye presiden Donald Trump 2016, mengumumkan operasi penutupan....

Cambridge Analytica, perusahaan data yang diperangi yang bekerja pada kampanye presiden Donald Trump 2016, mengumumkan operasi penutupan


Cambridge Analytica, perusahaan data yang diperangi yang bekerja pada kampanye presiden Donald Trump 2016, mengumumkan operasi penutupan.

"Perusahaan segera menghentikan semua operasi," katanya dalam sebuah pernyataan , Rabu, mengumumkan proses kebangkrutan akan segera dimulai.

Perusahaan telah mendapat kecaman atas tuduhan itu menyalahgunakan data pribadi Facebook jutaan.

Perusahaan juga telah berjuang dengan jatuhnya rekaman yang disamarkan oleh Channel 4 News di Inggris yang menunjukkan para eksekutif di firma mendiskusikan upaya Cambridge Analytica atas nama kampanye Trump dan sejauh mana mereka mengatakan mereka akan bersedia pergi untuk calon klien. , termasuk kemudian CEO Alexander Nix menyarankan mereka akan "mengirim beberapa gadis di sekitar" untuk mendapatkan materi kompromi pada kandidat hipotetis.

Cambridge Analytica mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Maret bahwa ia menangguhkan Nix dan membantah telah menyalahgunakan data Facebook untuk kampanye Trump.

Dalam pernyataannya pada hari Rabu, perusahaan berdiri dengan tindakannya, mengatakan pihaknya mempertahankan "keyakinan yang teguh bahwa karyawannya telah bertindak secara etis dan sah," tetapi bahwa "pengepungan liputan media" telah mengusir pelanggan dan pemasoknya.

"Akibatnya, telah ditentukan bahwa tidak lagi dapat melanjutkan operasi bisnis, yang meninggalkan Cambridge Analytica tanpa alternatif yang realistis untuk menempatkan Perusahaan ke dalam administrasi," kata pernyataan itu.

Kontroversi seputar dugaan penyalahgunaan data dari Facebook oleh Cambridge Analytica menimbulkan sejumlah pertanyaan baru tentang peran raksasa media sosial dalam wacana dan pemilihan umum, dan membantu memperbaharui pengawasan di Washington, di mana bulan lalu CEO Facebook Mark Zuckerberg bersaksi di hadapan komite di kedua rumah tersebut. Kongres.

Christopher Wylie, mantan karyawan Cambridge Analytica yang meniup peluit pada dugaan penyalahgunaan data Facebook, mengatakan kepada CNN dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa penutupan perusahaan tidak boleh dibiarkan untuk membatasi pertanyaan yang sedang berlangsung ke dalam kegiatannya.

"Cambridge Analytica telah terpapar sebagai perusahaan yang merongrong lembaga demokrasi di seluruh dunia," kata Wylie. "Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, dan kami harus yakin bahwa keputusan untuk menutupnya bukan hanya latihan rebranding atau cara untuk menghindari investigasi yang sedang berlangsung."

Wylie juga mengatakan penutupan seharusnya tidak mengalihkan perhatian dari isu-isu yang lebih luas seputar peran perusahaan media sosial di demokrasi.

"Cerita ini adalah kenari di tambang batu bara," katanya. "Demokrasi kami masih rentan terhadap serangan dari agen musuh dan Cambridge Analytica tidak akan menjadi yang terakhir."

0 komentar: